Aryashfa's Blog
Another Blog Experience

Mar
11

PROSEDUR BERKARYA MUSIK

  1. PENGETAHUAN DASAR BERMAIN MUSIK

    Musik adalah ungkapan perasaan yang dituangkan dalam bentuk bunyi-bunyian. Musik digolongkan menjadi 2, yaitu : musik vokal dan musik instrumental. Musik vokal adalah musik yang pengungkapannya menggunakan suara manusia, sedangkan musik instrumental adalah musik yang pengungkapannya menggunakan alat musik. Musik yang baik adalah musik yang memenuhi beberapa unsur, antara lain : melodi, ritme, dan harmoni. Lagu adalah hasil karya musik yang berupa rangkaian nada-nada yang dinyanyikan menurut pola dan bentuk tertentu.

    Pembuatan lagu tidak hanya mengandalkan bakat. Bakat, apabila tidak mendapat dukungan, kesempatan dan pengetahuan yang luas tentang bermusik, tidak akan berkembang dengan baik. Untuk menghasilkan karya musik dengan baik, syarat yang harus dimiliki seorang komponis antara lain sebagai berikut :

    1. Bakat ( kemampuan dasar yang dimiliki seseorang sejak lahir)
    2. Pengetahuan Musik ( meliputi teori dasar musik )
    3. Pengetahuan Bahasa ( untuk menghasilkan syair lagu yang baik )

       

  2. PEMBUATAN KARYA MUSIK

    Dalam membuat karya musik, ada 2 hal yang bisa dilakukan, yaitu membuat lagu dan membuat aransemen. Membuat lagu baru yang orisinal, atau membuat aransemen baru dari lagu yang sudah ada sebelumnya, dengan tujuan membuat lagu tersebut lebih indah.

    Di dalam berkarya musik, khususnya mengarang lagu, tidak hanya menyusun nada menjadi melodi, kemudian memberi syair di bawahnya. Agar tujuan mengarang lagu dapat tercapai dengan baik, langkah-langkah yang perlu dilakukan antara lain :

    1. Menentukan Tema Lagu

      Tema lagu adalah lagu pokok yang menjadi landasan pengembangan lagu atau serangkaian melodi atau kalimat lagu yang merupakan elemen utama dalam konstruksi sebuah komposisi. Tema dapat diambil dari kejadian sehari-hari, seperti pengalaman hidup, cerita rakyat, kepahlawanan, cinta, dan keagamaan. Dari tema lagu tersebut, kita dapat menyusun kalimat yang akan kita sesuaikan dengan melodi.

    2. Menentukan bentuk komposisi lagu

      Komposisi adalah rangkaian nada untuk membuat suatu simponi atau rangkaian unsur-unsur pokok, yaitu : melodi, ritme, dan harmoni, yang digunakan dalam membuat sebuah lagu yang baik. Dalam membuat komposisi musik, diperlukan beberapa proses, diantaranya :

      1. Menyusun nada menjadi melodi
      2. Menyusun nada menjadi harmoni yang baik
      3. Menyusun melodi dan harmoni
      4. Menyusun frase menjadi kalimat lagu yang baik
      5. Menyusun gerakan musik yang sesuai dengan bentuk komposisi yang diinginkan.

      Bentuk-bentuk komposisi dapat dibedakan sebagai berikut :

      1. Bentuk binair sederhana (AA’ dan AB )
      2. Bentuk ternair ( ABA, ABC, dan AA’B )
      3. Bentuk variasi bebas
    3. Menentukan Tangga Nada

      Menentukan tangga nada erat hubungannya dengan karakter lagu yang akan kita buat. Misalnya, kita menghendaki karakter lagu yang optimis, mantap, riang, dan ceria, maka kita menggunakan tangga nada diatonis mayor. Sedangkan tangga nada diatonis minor mempunyai karakter sedih, sendu, terharu, dan pesimis.

    4. Menentukan Ambitus Suara

      Ambitus yaitu kemampuan seorang penyanyi untuk menjangkau wilayah nada dari yang terendah sampai tertinggi. Dalam pembuatan karya, kita harus mengetahui ambitus suara agar menghasilkan karakter yang diinginkan.

      Suara manusia terbagi menjadi suara pria, wanita, dan anak-anak. Suara pria terbagi menjadi : tenor (tinggi), bariton (sedang), dan bas (rendah). Suara wanita terbagi menjadi : sopran (tinggi), meso sopran (sedang), dan alto (rendah). Dan suara anak-anak terbagi menjadi tinggi dan rendah.

      Ukuran ambitus suara bukan perbandingan umur, tetapi dilihat dari kemampuan seseorang untuk menjangkau tinggi rendahnya nada. Ambitus suara yang lebih tinggi dapat kita capai dengan jalan latihan vokal secara kontinyu dan teratur.

    5. Menentukan Metrum atau Irama

      Pemilihan metrum atau irama lagu juga akan mempengaruhi pemakaian tempo yang sesuai. Misalnya, lagu yang bertanda birama 2/4 menggunakan irama mars dengan tanda temponya tempo dimarcia (secepat orang berbaris)

    6. Menyusun Melodi dan Membuat Syair Lagu

    Setiap pengarang lagu dalam menyusun melodi atau membuat syair lagu memiliki cara yang berbeda, namun tidak boleh berdiri sendiri, apalagi bertentangan. Kedua faktor tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh.

    Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menyusun sebuah melodi adalah sebagai berikut.

    1) Struktur Melodi

    Sebelum menyusun melodi, sebaiknya menentukan bentuk komposisi lagu terlebih dahulu. Struktur melodi terdiri atas suatu rangkaian
    periode yang disusun dari beberapa frase. Satu frase melodi terbentuk
    dari dua motif yang melukiskan watak atau jiwa lagu yang akan tercipta.

    2) Gerakan Melodi

    Gerak melodi ditentukan oleh irama, sedangkan cara bergerak atau
    jalan melodi dipengaruhi oleh interval.

    Dalam pengetahuan musik, terdapat empat macam gerak melodi, yaitu sebagai berikut.:

    a) Gerak melodi rata atau mendatar melukiskan suasana tenang.

    b) Gerak melodi naik melukiskan suasana penuh dinamis.

    c) Gerak melodi turun melukiskan suasana damai dan keragu-raguan.

d) Gerak melodi turun dan naik melukiskan suasana yang berubah-ubah, kadang senang, lalu sedih, atau sebaliknya.

Okt
22

Tugas untuk kls 11 : Disalin di buku catatan !

Posted from WordPress for BlackBerry.

Okt
09

BELAJAR MUSIK PERLU MEMPERTIMBANGKAN BAKAT DAN MINAT

Oleh: Drs. F Dhanang Guritno, M.Sn

Pendahuluan

Musik dewasa ini menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Pada beberapa refrensi, musik dianggap sebagai penyeimbang kemampuan otak kanan dan otak kiri. Musik juga dianggap sebagai sesuatu yang punya andil bagi perkembangan kecerdasan anak. Dalam kehidupan sehari-hari manusia sekarang ini tidak pernah lepas dari musik, seni yang mediumnya berupa bunyi-bunyian. Selain sekedar didengar, musik juga sangat diminati orang untuk dimainkan. Dari situlah timbul keinginan orang untuk belajar memainkannya.

Berbagai pertanyaan sering muncul ketika orang akan belajar bermain musik. Pertanyaan itu antara lain bisakah orang belajar musik padahal tidak punya bakat? Disisi lain apakah cukup hanya berbekal minat seseorang dapat belajar musik? Lalu bagaimana dengan orang yang sangat berminat terhadap musik tetapi tidak berbakat.

Pembahasan

Bermain musik, apapun alat musiknya bisa dipelajari dengan cara melakukan latihan-latihan tertentu, yang terstruktur. Karena seni ini mediumnya berupa suara, maka berbagai hal yang berhubungan dengan kepekaan seseorang terhadap suara mutlak diperlukan. Belajar musik lazimnya menggunakan metode-metode penguasaan materi tertentu yang berlaku dalam pendidikan musik. Metode itu terdiri dari penguasaan materi teknik, etude, dan repertoar musik. Metode-metode seperti itu dikategorikan sebagai metode klasik yang biasanya diselenggarakan dalam suatu program pembelajaran yang terstruktur.

Proses belajar musik secara umum meliputi penguasaan materi-materi teknik bermain instrumen musik, pengembangan musikalitas, dan penguasaan repertoar. Dalam dunia pendidikan musik formal banyak dikenal metode-metode belajar, antara lain metode Suzuki untuk biola, metode Yamaha untuk keyboard, gitar, bass gitar, drum, dan lain-lain. Metode-metode itu telah dikenal luas karena sistematis dan materinya terstruktur dari tingkat pengenalan awal hingga tingkat mahir. Proses pembelajaran musik semua diatur dalam tingkat-tingkat ketrampilan (grade) yang menunjukkan tingkat-tingkat kesulitan yang harus ditempuh murid sehingga skill atau tingkat ketrampilannya dapat terukur dengan jelas.

Faktor utama yang menentukan keberhasilan seseorang dalam mempelajari ilmu pengetahuan dan ketrampilan adalah bakat. Bakat juga merupakan faktor utama bagi orang yang akan mempelajari musik. Tetapi bakat harus diikuti oleh faktor-faktor lain yang ditentukan oleh keadaan lingkungan seseorang, kesempatan, sarana dan pra sarana, dukungan dan dorongan orang tua, tempat tinggal dan sebagainya. Sebagian besar faktor tersebut ditentukan oleh diri seseorang itu sendiri, seperti minat, keinginan berprestasi, dan keuletan dalam menghadapi rintangan yang mungkin timbul dalam berlatih dan sebagainya. Berikut ini adalah pernyataan tentang bakat:

“Bakat”aptitude ) pada( umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Berbeda dengan bakat, “kemampuan” merupakan daya untuk melakuka pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan (performance) dapat dilakukan sekarang, sedangkan bakat memerlukan latihan dan pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan di masa yang akan datang. Bakat dan kemampuan menentukan
“prestasi” seseorang-18). (Munandar, 1999: 17)

Pernyataan di atas menerangkan bahwa bakat adalah potensi yang sangat penting, tetapi bukan satu-satunya faktor yang dapat diandalkan seseorang untuk berprestasi dalam mempelajari sesuatu. Keterangan tersebut juga berlaku dalam bidang seni, termasuk bidang seni musik.

Seorang yang bisa bermain musik dengan baik, bisa dipastikan mempunyai bakat musik,. Modal utama seorang musisi tentu saja bakat dalam bidang musik, tetapi jika hanya mengandalkan bakat saja tidak akan cukup bekal mereka.

Faktor lain yang mempunyai peran sangat besar bagi seorang musisi adalah minat. Proses belajar musik menuntut minat yang tinggi dan perhatian khusus untuk menghadapi proses pembelajaran seperti latihan-latihan kepekaan terhadap unsur-unsur musik, penguasaan teknik bermain instrumen musik, dan penguasaan repertoar musik. Hal itu diperlukan agar seseorang yang belajar bermain musik dapat menguasai musik dengan baik. Selain itu mereka dituntut juga mempunyai minat yang tinggi dan perhatian khusus terhadap musik.

Teori tentang minat dibahas oleh Whitherington dalam Psikologi Pendidikan yang menegaskan bahwa objek atau seseorang, suatu soal atau situasi tertentu yang mempunyai sangkut paut dengan dirinya, harus dipandang sebagai sambutan yang sadar, sebab jika tidak, tidak akan mempunyai arti sama sekali. Pernyataan Whitherington tersebut adalah sebagai berikut:

Minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Rupa-rupanya minat harus dipandang sebagai suatu sambutan yang sadar; kalau tidak demikian minat itu tidak mempunyai arti sama sekali. Oleh sebab itu pengetahuan atau informasi tentang seseorang atau suatu objek pasti harus ada terlebih dahulu daripadan,1999: mi 135)

Apabila hal itu dikaitkan dengan seseorang yang belajar musik, maka ia harus terlebih dahulu memandang bahwa musik mempunyai arti yang sangat penting bagi dirinya. Seorang musisi sudah barang tentu memandang arti pentingnya musik bagi kehidupannya, sehingga mereka mempunyai minat yang tinggi dan perhatian yang luar biasa terhadap musik, karena hal itu akan berkaitan langsung dengan proses belajar musik dan pekerjaan mereka.

Kesimpulan

Bakat adalah potensi yang sangat penting, tetapi bukan satu-satunya faktor yang dapat diandalkan seseorang untuk berprestasi dalam mempelajari sesuatu. Hal itu juga berlaku dalam bidang seni, termasuk bidang seni musik. Seorang yang bisa bermain musik dengan baik, bisa dipastikan mempunyai bakat musik. Modal utama seorang musisi tentu saja bakat dalam bidang musik, tetapi jika hanya mengandalkan bakat saja tidak akan cukup bekal mereka.

Minat adalah kesadaran seseorang, bahwa suatu objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut dengan dirinya. Apabila hal itu dikaitkan dengan seseorang yang belajar musik, maka ia harus terlebih dahulu memandang bahwa musik mempunyai arti yang sangat penting bagi dirinya. Seorang musisi sudah barang tentu memandang arti pentingnya musik bagi kehidupannya, sehingga mereka mempunyai minat yang tinggi dan perhatian yang luar biasa terhadap musik, karena hal itu akan berkaitan langsung dengan proses belajar musik dan pekerjaan mereka.

Bermain musik bila dipandang secara sekilas adalah kegiatan yang menyenangkan, bahkan ada pula yang memandang sebagai kegiatan yang sekedar berhura-hura. Namun sebenarnya musik bukanlah hal yang bisa dianggap mudah dalam mempelajarinya. Perlu suatu

keseriusan dan ketekunan untuk menekuninya. Bakat dan minat seperti pada uraian di atas perlu menjadi pertimbangan penting dalam pembelajaran musik. Jika seseorang yang sedang belajar musik dapat memahami hal-hal di atas, maka kemungkinan besar proses belajar musiknya akan berjalan dengan baik.

Gambar. http://www.Google.com

DAFTAR PUSTAKA

Dewey, John. (2004), Experience and Education atau Pendidikan Berbasis Pengalaman, terjemahan(2004),Hani’ahPenerbitTeraju,.Bandung.

Munandar, SC. Utami. (1999), Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Suparno, Paul. (1997), Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Pener-bit Kanisius, Yogyakarta.

Whitherington, H.C. (1999), Psikologi Pendidikan, terjemahan M. Buchori. (1999), Rineka Cipta, Bandung.

Biodata penulis

Drs. F. Dhanang Guritno M.Sn, saat ini merupakan Widyaiswara di PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta. Meraih gelar Sarjana Pendidikan di IKIP Yogyakarta Program Studi Pendidikan Seni Musik Tahun 1990, dan meraih gelar Magister Seni (MSn) Pengkajian Seni Musik di Pasca Sarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta pada tahun 2006.

Okt
04

UNSUR-UNSUR MUSIK

  1. TINGGI NADA (PITCH)

    Dalam bentuk yang paling sederhana, musik terdiri atas melodi tunggal yang disebut dengan monofoni. Yang berisi komponen-komponen penting seperti tinggi rendahnya nada, panjang pendeknya nada, keras lembutnya nada dan kualitas atau warna suaranya.

    Walaupun sebagian besar budaya musik dunia memiliki konsep tentang tinggi rendahnya nada (pitch), tidak semua musisi dari berbagai latar belakang budaya tersebut mampu memahami dan mempraktikannya. Hal ini terjadi karena penguasaan pitch hanya bisa dicapai dengan belajar dan berlatih.

    Pitch atau tinggi rendahnya nada sangat tergantung pada getaran atau frekuensi gelombang suara yang dihasilkan. Semakin banyak getarannya, semakin tinggi nadanya, demikian juga sebaliknya.

    Nada-nada dalam sebuah lagu atau musik, telah memiliki takaran getaran atau besarnya frekuensi getarannya masing-masing. Nada do misalnya, memiliki besar frekuensi getaran (pitch) yang berbeda dengan nada re atau mi.

    Dengan demikian, dalam bernyanyi, bila besarnya frekuensi getaran suara kita kurang atau lebih dari frekuensi getaran sebuah nada, maka nada yang kita nyanyikan akan terdengar sumbang atau fals.

    Para ahli kemudian menyusun nada-nada dasar berdasarkan tinggi rendahnya nada atau besar kecilnya frekuensi.

    Dalam kenyataannya, nada-nada tidak hanya berjumlah 7 buah nada. Masih ada sejumlah nada yang memiliki frekuensi getar 2 kali lebih tinggi, bahkan 3 kali, 4 kali atau lebih dari nada-nada tersebut. Selain itu ada pula nada-nada yang memiliki frekuensi getar 2 kali lebih rendah (bahkan 3 kali, 4 kali atau lebih) dari nada-nada tersebut. Nada-nada inipun menghasilkan bunyi yang lebih tinggi, maupun lebih rendah dari nada-nada tersebut. Inilah yang disebut dengan oktaf, yaitu nada yang memiliki tinggi nada 2 kali lebih tinggi atau lebih rendah dari nada dasarnya.

  2. TANGGA NADA (SCALE)

    Dalam notasi, nada-nada disusun berdasarkan tinggi rendahnya frekuensi. antara nada-nada tersebut diberi jarak ½,1, 1 ½, dan 2. Urutan atau susunan nada seperti ini disebut dengan tangga nada (scale).

    Ada dua jenis tangga nada, yaitu tangga nada diatonis dan tangga nada pentatonis.

    Tangga Nada Diatonis

    Tangga nada diatonis terdiri dari 7 buah nada yang berjarak 1 atau ½ nada.

    Tangga nada diatonis terbagi lagi menjadi 2 kelompok yaitu tangga nada diatonis mayor dan tangga nada diatonis minor

    Tangga nada diatonis mayor umumnya dipakai dalam lagu-lagu yang bernuansa gembira, sedangkan tangga nada diatonis minor umumnya dipakai dalam lagu yang bernuansa sedih.

    Tangga nada diatonis mayor

         1     1 ½ 1 1 1 ½

    Tangga nada diatonis minor

         1 ½ 1 1 ½ 1 1

    Tangga Nada Pentatonis

    Tangga nada pentatonis terdiri atas 5 nada pokok. Kelima nada tersebut disusun tidak berdasarkan jarak antar nadanya, tetapi berdasarkan urutannya dalam tangga nada. Tangga nada pentatonis banyak digunakan pada musik daerah. Sebagai contoh untuk musik daerah Jawa Tengah, tangga nada pentatonisnya terbagi lagi menjadi 2 yaitu pelog dan slendro.

  3. IRAMA

    Ketika mendengar alunan lagu atau musik, sering sekali tangan, kepala, atau kaki kita ikut bergerak. Tidak jarang kita mengetukkan kaki kita pada lantai, atau menggoyang ke kiri dan ke kanan secara teratur dan berulang-ulang. Alunan nada-nada lagu atau musik yang teratur seperti gerakan tangan, kaki, atau kepala itulah yang disebut irama. Jadi, irama adalah alunan nada-nada yang konsisten dan berulang-ulang dengan suatu pola tertentu.

    Pola irama sebuah lagu atau musik ditunjukkan oleh bunyi-bunyi ritmis dalam sebuah lagu atau musik.

  4. BIRAMA

    Dalam sebuah penulisan lagu, irama berkaitan erat dengan birama. Irama adalah alunan nada-nada dalam lagu yang dimainkan secara teratur dan membentuk sebuah pola tertentu. Pola irama ini dapat dikelompokkan berdasarkan ketukannya menjadi beberapa unit hitungan. Pengelompokan ketukan menjadi beberapa unit hitungan ini disebut dengan birama.

    Birama diperoleh dari adanya ketukan yang bertekanan (tesis) dan ketukan yang tidak bertekanan (arsis). Ketukan yang bertekanan selalu jatuh pada ketukan pertama dalam rangkaian sebuah birama.

    Berdasarkan tesis dan arsis, para ahli kemudian membuat pengelompokan birama lagu. Umumnya para ahli menggunakan angka pecahan untuk pengelompokan tersebut. Angka pecahan ini disebut dengan tanda birama.

    Angka pembilang menunjukkan jumlah ketukan atau durasi nada-nada tersebut dalam satu ruas birama, sedangkan angka penyebut menunjukkan nilai nada setiap ketukannya. Contoh :

  • Birama ¾ artinya nada-nada setiap ruas birama berdurasi 3 ketukan; setiap ketukannya bernilai ¼.
  • Birama 4/4 artinya nada-nada setiap ruas birama berdurasi 4 ketukan; setiap ketukannya bernilai ¼.
  • Birama 6/8 artinya nada-nada setiap ruasnya berdurasi 6 ketukan; setiap ketukannya bernilai 1/8.
  1. HARMONI

    Harmoni adalah hubungan antara nada satu dengan nada yang lain. Harmoni meliputi interval dan akor. Interval adalah jarak antara nada satu dengan nada yang lain. Akor adalah paduan beberapa nada yang dibunyikan serempak atau bersamaan.

    1. Interval

      Jarak antara nada satu dengan nada yang lain dalam sebuah tangga nada berbeda-beda. Pada tangga nada diatonis mayor di bawah ini :


      maka jarak interval antar nadanya adalah :

      c – c jarak interval 0, disebut prime murni

      c – d jarak interval 1, disebut sekonde besar

      c – e jarak interval 2, disebut terts besar

      c – f jarak interval 2½, disebut kuarts murni

      c – g jarak interval 3½, disebut kuint murni

      c – a jarak interval 4½, disebut sekt besar

      c – b jarak interval 5½, disebut septime besar

      c – c’ jarak interval 6, disebut oktaf murni

    2. Akor

      Peranan dan Fungsi Akor

      Peranan dan fungsi akor yang disusun berdasarkan trisuara atau triad chord dalam tangga nada mayor diatonis dengan kunci do=C adalah sebagai berikut :

      Akor Pertama (I) atau C Mayor (C-E-G) disebut sebagai Tonika (Tonic)

      Akor Kedua (II) atau D Minor (D-F-A) disebut sebagai Super Tonika (Super Tonic)

      Akor Ketiga (III) atau E Minor (E-G-B) disebut sebagai Median (Mediant)

      Akor Keempat (IV) atau F Mayor (F-A-C) disebut sebagai Sub Dominan (Sub Dominant)

      Akor Kelima (V) atau G Mayor (G-B-D) disebut sebagai Dominan (Dominant)

      Akor Keenam (VI) atau A Minor (A-C-E) disebut sebagai Sub Median (Sub Mediant)

      Akor Ketujuh (VII) atau B Half Diminished (B-D-F) disebut sebagai Leading Tone

      Fungsi Akor : Akor Pokok

      Jika kita melihat pembagian akor berdasarkan peranan dan fungsinya, maka kita akan bisa melihat 3 (tiga) macam jenis akor yang utama, yaitu akor mayor, akor minor, dan akor half diminished. Tiga akor mayor yang telah disebutkan di atas inilah yang disebut sebagai akor pokok atau akor utama (primary chords). Jadi sebagai akor pokok adalah Tonika, Sub Dominan, dan Dominan.

      Untuk tangga nada dengan kunci do = C, maka akor pokoknya yang merupakan akor mayor adalah :

      Akor C Mayor yang berperan sebagai Tonika

      Akor F Mayor yang berperan sebagai Sub Dominan

      Akor G Mayor yang berperan sebagai Dominan

      Untuk selanjutnya Tonika akan disingkat T, Sub Dominan disingkat S, dan Dominan disingkat D.

      Akor pokok untuk tangga nada dengan kunci yang lain, adalah sebagai berikut :

      Misalnya, Do = G, maka G Mayor adalah sebagai T, C Mayor sebagai S dan D Mayor sebagai D.

      Misalnya, Do = D, maka D Mayor adalah sebagai T, G Mayor sebagai S dan A Mayor sebagai D.

      Dari sini kita akan lebih mudah memahami peranan dan fungsi akor.

      Mari kita lihat lebih mendalam, ternyata akor G Mayor bisa memiliki peranan dan fungsi yang berbeda jika terjadi perbedaan kunci tangga nadanya.

      Pada tangga nada dengan do = C, maka akor G Mayor berfungsi sebagai Dominan (D).

      Pada tangga nada dengan do = G, maka akor G Mayor berfungsi sebagai Tonika (T).

      Pada tangga nada dengan do = D, maka akor G Mayor berfungsi sebagai Sub Dominan (S).

      Fungsi Akor : Akor Pembantu

      Sedangkan akor minor dalam peranan dan fungsi akor di atas tadi, yaitu Super Tonika, Median dan Sub Median disebut sebagai akor pembantu. Pada beberapa teori musik dalam ilmu harmoni, penyebutan Super Tonika, Median dan Sub Median sebagai akor pembantu lebih disederhanakan berkaitan dengan peranan dan persaudaraannya dengan akor pokok.

      Istilah yang lain tersebut adalah : (harus selalu diingat, yaitu saat mempelajari peranan dan fungsi akor harus hanya pada satu tangga nada mayor diatonis dalam satu kunci saja, kita ambil contoh dalam hal ini yaitu tangga nada mayor diatonis dengan kunci do = C)

      Super Tonika disebut sebagai Sub Dominan Pembantu (Sp), yaitu akor D Minor.

      Median disebut sebagai Dominan Pembantu (Dp), yaitu akor E Minor.

      Sub Median disebut sebagai Tonika Pembantu (Tp), yaitu akor A Minor.

      Bagaimana untuk tangga nada dengan kunci yang lain?

      Misalnya, Do = G, maka A Minor adalah sebagai Super Tonika (Sp), B Minor sebagai Median (Dp) dan E Minor sebagai Sub Median (Tp).

      Misalnya, Do = F, maka G Minor adalah sebagai Super Tonika (Sp), A Minor sebagai Median (Dp) dan D Minor sebagai Sub Median (Tp).

      Sehingga dapat kita lihat sebagai berikut :

      Pada tangga nada dengan do = C, maka akor A Minor berfungsi sebagai Sub Median atau Tp.

      Pada tangga nada dengan do = G, maka akor A Minor berfungsi sebagai Super Tonika atau Sp.

      Pada tangga nada dengan do = F, maka akor A Minor berfungsi sebagai Median atau Dp.

      Sebagai satu kesimpulan untuk sementara dalam artikel ini, yaitu bahwa akor pokok atau akor utama atau primary chords bersifat akor mayor, dan dalam satu tangga nada mayor diatonis hanya ada 3 (tiga) akor saja, yaitu:

      Tonika

      Sub Dominan

      Dominan

      Sedangkan akor pembantu bersifat akor minor dan juga hanya ada 3 (tiga) saja, yaitu :

      Super Tonika (Sub Dominan pembantu atau Sp)

      Median (Dominan pembantu atau Dp)

      Sub Median (Tonika pembantu atau Tp)

Okt
02

TUGAS KARYA MUSIK NUSANTARA

 

  1. Ansambel musik tradisional yang muncul pada masa sesudah masuknya pengaruh agama Hindu – Budha ke Nusantara adalah …..
  2. Jenis musik yang masuk ke Indonesia pada masa masuknya pengaruh agama Islam adalah ……
  3. Masuknya agama Islam ke Indonesia dibawa oleh pedagang dari ……
  4. Biola, cello, ukulele, dan flute adalah alat musik yang biasa digunakan pada musik ……
  5. Penyanyi dan pencipta lagu di Indonesia terbagi menjadi 2 kelompok besar yaitu musik Melayu dan musik pop, dimulai pada periode masa ……
  6. Penyanyi yang mempopulerkan lagu “Cinta Hampa” pada masa Orde Lama adalah ……
  7. Pelarangan segala jenis musik yang berbau Barat di Indonesia terjadi pada masa pemerintahan ……
  8. Kelompok musik Panbers berasal dari ……
  9. Jenis musik yang dibawakan oleh Trio Bimbo adalah ……
  10. Elly Kasim adalah penyanyi yang biasa membawakan lagu-lagu daerah dari …….
  11. Rhoma Irama adalah salah satu tokoh dari jenis musik ……
  12. Lagu “Anak Gembala” diciptakan oleh ……
  13. Musik yang sedang digemari oleh suatu kelompok masyarakat pada kurun waktu tertentu adalah ……
  14. Musik yang merujuk pada teknik pengungkapan lagu secara sungguh-sungguh, disertai usaha penyanyi untuk menginterpretasikan lagu secara tepat agar dapat mendekati kemauan komponis disebut dengan ……
  15. Musik keroncong di Indonesia berawal dari musik yang dibawa oleh bangsa ……
  16. Seorang musisi dangdut yang memadukan warna dangdut dengan musik tradisi Sunda sehingga menghasilkan warna musik dangdut dengan nuansa kedaerahan yang kental adalah ……
  17. Istilah Stambul berasal dari kata Istambul yang merupakan ibu kota dari Negara ……
  18. Grup musik dari Eropa yang mempengaruhi warna musik dari Koes Plus adalah ……
  19. Lagu “Kebo Giro” adalah salah satu contoh fungsi musik sebagai ……
  20. Pencipta lagu yang membuat lagu untuk dijual dan mendapatkan uang berarti sedang menjalankan fungsi musik sebagai ……
Okt
02

TUGAS KARYA MUSIK DAERAH DAN PENGERTIAN MUSIK

  1. Keindahan melalui suara disebut juga dengan ……
  2. Hasil karya cipta musik yang berupa rangkaian nada yang dinyanyikan baik dengan atau tanpa syair disebut dengan ……
  3. Hasil karya cipta musik yang berupa iringan musik yang digunakan untuk memperindah lagu disebut dengan ……
  4. Bentuk penyajian karya musik yang dihasilkan oleh suara manusia saja disebut dengan ……
  5. Bentuk penyajian karya musik yang dihasilkan suara alat musik saja disebut dengan ……
  6. Musik tradisi daerah yang berkembang di daerah kerajaan atau kesultanan disebut ……
  7. Musik yang lahir dan tumbuh subur di pedesaan yang menyebar secara alami dan turun temurun disebut ……
  8. Lagu Cublak-cublak Suweng merupakan contoh fungsi musik daerah sebagai ……
  9. Penggunaan musik angklung dalam Upacara Seren Taun di Jawa Barat merupakan contoh fungsi musik daerah sebagai ……
  10. Suara bedug dan kentongan merupakan contoh fungsi musik sebagai ……
  11. Pencipta karya musik disebut dengan ……
  12. Istilah pemain musik di daerah Jawa dan Sunda disebut ……
  13. Tokoh musik angklung yang mengembangkan sistem nada diatonis pada angklung antara lain ……
  14. Bonang adalah alat musik gamelan dengan bentuk dasar ……
  15. Musik tradisi Jawa Barat yang keberadaannya sudah ada sejak jaman kerajaan Pajajaran adalah gamelan ……
  16. Alat musik Betawi yang berupa terompet yang terbuat dari kuningan disebut ……
  17. Alat musik talempong berasal dari ……
  18. Alat musik Sasando berasal dari ……
  19. Kolintang adalah alat musik dari Minahasa dengan bentuk dasar ……
  20. Lagu “O Ina Ni Keke” berasal dari propinsi ……

 

JAWABAN

  1. Seni musik
  2. Lagu
  3. Aransemen
  4. Vokal
  5. Instrumental
  6. Musik rakyat
  7. Musik klasik
  8. Sarana bermain
  9. Sarana pengiring upacara adat
  10. Sarana komunikasi
  11. Komponis
  12. Wiyaga
  13. Daeng Sutisna
  14. Pencon
  15. Degung
  16. Tanjidor
  17. Sumatera Barat
  18. Nusa Tenggara Timur
  19. Bilah
  20. Sulawesi Utara
Sep
27

TUGAS KARYA MUSIK DAERAH
KLS 7
1. Jelaskan hal-hal yang mempengaruhi perkembangan karya musik daerah !
2. Jelaskan ciri-ciri musik daerah !
3. Sebutkan perbedaan antara musik tradisional klasik dengan musik rakyat !
4. Sebutkan fungsi musik daerah !
5. Jelaskan aktifitas musik daerah !
JAWABAN
1. Hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan musik daerah antara lain :
a. Faktor ras/suku/keturunan, yang berpengaruh terhadap disposisi musiknya
b. Faktor sosial geografi, yang berpengaruh terhadap alam pikiran dan bahan pembuat alat musiknya
c. Faktor pengaruh budaya asing, yang mempengaruhi penggunaan tangga nada, dari pentatonis menjadi diatonis, terutama di Indonesia bagian timur
2. Ciri-ciri musik daerah antara lain :
a. Ricikan (unsur bunyi utama alat musiknya), teergantung dari bahan yang digunakan alat musik tersebut
b. Irama yang berkembang adalah ciri khas dari daerah tertentu, yang tidak ada di daerah lainnya
c. Tangga nada yang digunakan di Indonesia bagian timur biasanya diatonis, sedangkan di bagian barat biasanya pentatonis
d. Lirik dan syair lagunya menggunakan logat dan bahasa daerah setempat
e. Lagunya bersifat kedaerahan, yang didapatkan dari alam dan kehidupan sosial sekitarnya
3. Perbedaan musik tradisional klasik dengan musik rakyat antara lain :
a. Musik tradisional klasik berkembang di pusat pemerintahan pada waktu itu, sedangkan musik rakyat berkembang di daerah pedesaan
b. Musik tradisional klasik pembawaannya lebih agung karena digunakan pada acara-acara resmi, sedangkan musik rakyat pembawaannya lebih merakyat
c. Musik tradisional klasik dibawakan dengan aturan-aturan tertentu, sedangkan musik rakyat lebih bebas
d. Musik tradisional klasik diciptakan oleh komponis dengan aturan tertentu yang tertulis, sedangkan musik rakyat biasanya tidak diketahui penciptanya dan diperdengarkan secara turun temurun
4. Fungsi karya musik daerah antara lain :
a. Sebagai media hiburan
b. Sebagai sarana pengiring upacara adat
c. Sebagai sarana pengiring tari dan pertunjukan
d. Sebagai media bermain
e. Sebagai media komunikasi
f. Sebagai media penerangan
5. Aktifitas yang ada pada musik daerah antara lain :
a. Komponis, biasanya musisi senior yang menciptakan lagu dan mengajarkan kepada pemusik yang lain
b. Pemain musik, yang memainkan alat musik daerah, dimulai dari alat musik yang sederhana sampai bisa menguasai alat musik yang dianggap paling rumit, serta menjaga harmonisasi bunyi alat musik ketika memainkan musik daerah secara bersama-sama
c. Penikmat musik, biasanya bersifat pasif, hanya mendengarkan dan memberikan apresiasi serta kritik seni setelah selesai pertunjukan

Sep
11

Amira Nurul Fadhillah

Kaliwungu, 16 Agustus 2013

Mar
12

Mau belajar drum, lihat dulu dasarnya berikut ini :

DRUM

Mar
12

Belajar bas mulai dasar bisa dilihat dibawah ini :

BAS